https://i.pinimg.com/736x/f4/5e/ca/f45eca8e108c221e6e73bfcda2596e40.jpg |
Apa itu Tuhan? Bagaimana bentukNya? Sekuat apa kuasaNya? Pertanyaan-pertanyaan itu merupakan beberapa pertanyaan yang tidak mudah dijawab oleh manusia. Keberadaannya adalah rahasia alam semesta. Untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan Tuhan pencipta alam semesta bukan hanya membutuhkan ilmu dan pengalaman. Untuk menjawabnya dibutuhkan perjalanan spiritual dengan meninggalkan keduniawian.
Dalam hidup yang singkat, manusia berlomba-lomba dalam keduniawian dan spiritualis. Akan tetapi, hanya sedikit yang dapat mencapai kebenaran sejati. Mereka yang mendapat kebenaran sejati diberkahi ketenangan batin dan kebijaksanaan dalam hidupnya. Tidak mudah memetakan manusia berdasarkan apa yang dia lihat dalam wujud fisik dan perilakunya.
Dewasa ini, banyak tuntuttan yang berlatar agama dengan dalih melecehkan atau menistakan agama. Kasus ini sebenarnya sudah sering terjadi namun tidak semua terpublikasi. Apabila sudah terpublikasi dan mendapat dukungan masyarakat, maka hal tersebut bisa dibawa ke ranah hukum.
Dalam kasus pelecehan dan penistaan agama, orang-orang tertentu akan bertindak sesuka hati dengan dalih membela Tuhannya. Padahal, mereka hanya membela pemikiran yang dianggapnya benar. Jika mereka mengatakan membela Tuhan, maka kekuatan mereka haruslah melebihi Tuhan. Karena yang perlu dibela, adalah mereka yang tidak memiliki kemampuan membela dirinya. Sementara Tuhan yang katanya dibela memiliki kemampuan melebihi manusia.
Tidak pantas bagi seorang manusia mengatakan dirinya membela Tuhan dan agamaNya jika yang mereka bela adalah pemikiran dan pemahamannya sendiri. Manusia adalah makhluk Tuhan yang diciptakan sempurna dengan wujud fisik. Mereka dibekali ilmu agama dan pengetahuan yang terbatas serta diturunkan secara turun temurun.
Pemahaman manusia yang didapat dari pengetahuan secara turun-temurun akan berbeda dengan pengetahuan yang didapat dari perjalanan fisik maupun spiritualis yang dilakukan sendiri. Jika manusia hanya mendapatkan pengetahuan secara terbatas dari Tuhan tentang dirinya dan alam semesta, bagaimana cara mereka membela Tuhan dengan pengetahuan yang sedikit?
Maka tidak pantas jika mereka mengatakan membela Tuhan atau atas nama Tuhan karena sejatinya yang mereka bela adalah pemikiran dan pemahaman tentang salah dan benar yang masih tidak jelas. Karena prespektif setiap orang berbeda. Setiap tindakan ada sebab dan akibat yang perlu ditelaah lebih jauh untuk memutuskan sebuah perkara salah atau benar.
Apabila manusia mengatakan atau bahkan beranggapan Tuhan perlu dibela, sesungguhnya manusialah yang perlu pembelaan jika hak-hak dasarnya dilanggar oleh orang lain. Dalam beberapa kasus, seseorang melanggar hak orang lain karena merasa orang tersebut tidak sepemikiran. Ia tidak memperjuangkan kebenaran, namun memaksakan keinginannya yang diselimuti oleh nafsu ingin dibenarkan meskipun ia salah. Inilah yang banyak terjadi dewasa ini.
Kebenaran sejati tidak akan didapat oleh orang yang masih memiliki nafsu untuk dibenarkan meskipun salah. Jadi bagaimana cara agar orang ini bisa membela Tuhan ketika ia sendiri tidak berjalan di jalan yang benar?
Baik buruknya perilaku manusia tidak bisa dilihat manusia sendiri. Hal itu karena dosa ataupun pahala tidak berbentuk juga tidak berbau yang bisa membuat manusia merasakannya. Setiap SARA ada karena suatu sebab dan akibat. Mereka diciptakan oleh Tuhan yang menciptakan alam semesta. Toleransi perlu ada untuk mengatasi perbedaan yang tercipta.
Takdir adalah ketetapan Tuhan yang tidak bisa dirubah. Oleh karena itu, seorang manusia harus bijak dalam menghadapi kehidupan duniawi. Tidak mudah membedakan benar dan salah karena setiap prespektif seseorang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu perlu adanya tenggang rasa antar manusia agar tidak mudah menyalahkan orang lain atas perilakunya.
Semua orang yang hidup tahu bahwa manusia dengan pemikiran, pemahaman, dan perjalanannya yang terbatas tidak akan bisa membela Tuhan. Karena kebenaran tergantung prespektif masing-masing individu.
Di dalam alam semesta, sangat banyak ilmu dan pengetahuan yang tidak diketahui manusia baik ilmu duniawi maupun spiritual. Tidak mungkin bagi seorang manusia untuk menjangkau semua ilmu tersebut. Oleh karena itu, daripada berfokus pada benar dan salahnya orang lain. Lebih baik berfokus pada tingkah laku diri. Mengingatkan boleh, namun ikut campur urusan orang lain bukanlah hal yang benar.
Tidak ada kebenaran yang didapat dari mengikis hak orang lain. Perilaku yang kita anggap benar bisa saja salah. Oleh karena itu kebijaksanaan dalam setiap tindakan perlu ditajamkan agar tidak mengambil hak orang lain baik secara sadar maupun tidak sadar.
Sebagai manusia janganlah menganggap diri paling benar karena kebenaran sejati hanya milik Tuhan. Sebaiknya asahlah kebijaksanaan yang dimiliki karena kesombongan akan pemahaman yang belum sempurna bisa mengakibatkan kesalahan. Sebagai makhlukNya, jangan sombong karena pengetahuan yang dimiliki lalu ingin membelaNya. Karena tidak ada makhluk yang sanggup membela Penciptanya. Yang bisa mereka lakukan hanya membela kebenaran, hak, dan pemahamannya yang didapat dari pengajaran dan perjalanan orang lain maupun dirinya.
0 Komentar