Ilustrator : Permata Kamila*


Oleh Gaharu*


Kelana Rasa

Angin dingin berkumpul

Tetesan rindu bergemul

Menetes di setiap frasa tentangmu yang perlahan kabur diterpa musim pembunuh

Mencabik rongga kewarasan hingga di titik jenuh tuk berharap

Menggoncang daksa lewati atma tanpa wicara

Iya, selama masih ada rasa

Kelana ini masih beradigdaya tanpa welas asih pada manusia

 

 

Fraksi Gelap

Satu bulan terasa nikmat

Satu detik terasa lambat

Nikmat yang hanya diesap

Lambat yang sangat diharap

Begitu waktu mematahkan fraksi memori gelap

Senyap, pekat tanpa syarat

 

 

Derap Senyap

Tak ada yang lebih indah dari rasa

Meski kau terus berpaling dari fakta

Tak ada yang sepeduli kecewa

Walau dunia tengah bersuka-cita

Tak ada yang sekejam harap

Meski rindu kerap membabat

 

Sudah kupatahkan doa di sepertiga senyap

Lalu di manakah harus kulabuhkan derap?

 

 

Rahsa Dayita

Hei, kau yang katanya pecinta

Mengapa kau legalkan perjudian rasa?

Dengan tega meniduri jiwa dengan alibi kampa yang menganggara

Benahi hasrat kirana tanpa tahu panasea semakin merajalela

 

Hei, kau yang berucap kata tanpa menoleh pada fakta

Taklif pada daksa hingga sepai tanpa arah

Ya, candala sudah terjadi

Karena rasa murni terdifusi atma mengingkari

Pergi dengan segala halai-balai hati

 

 

Sebelum Itu

Tak ada yang pasti selama kau ragu

Tak ada yang rela selama kau peduli

Tak ada namanya rasa bila kau kerap menyangga

Setidaknya itu kata mereka

 

Aku tak ingin mendengarmu, apalagi melihatmu

Karena mengingat senyummu membuatku jatuh pada kubangan rindu

Hanya selaris waktu mampu membungkam hatiku

Ya, aku akui aku rindu

Sebelum aku dan kamu menjadi jauh

 

 

Monolog

Aku hanya ingin diam

Sebab kataku hanya dianggap bualan

Aku ingin bermimpi

Bahwa realita tak sekejam ekspektasi

Aku ingin bersamamu

Meski sekejap dalam anganku