Gambar dari internet
 

Oleh : Novi Dina*

Calon presiden yang kamu dukung sudah menang? Kalau menang, tidak sudah berbangga hati karena kamu tidak akan masuk ke kabinet kerjanya, paling hanya . Yang kalah, tidak perlu bersedih hati karena siapa suruh kamu memilih dia dah tahu gak ada harapan masih di pilih, apa lagi saat kampanye omongannya mulai ngawur, yah maklumi saja kalau kampanye semua buayan di keluarkan sama saat kamu lagi pendekatan sama orang. Hahah.

Pemilu kali ini cukup membuat panas, ada yang jadi rengang cuma perkara beda pilihan, mungkin ada yang sampai putus, mungkin saja. Ada sedikit kemajuan, yang biasanya ngomongin tetangga, waktu pemilu yang di omongin capres dan cawapres.

Tahun ini saya menjadi bagian dari suksesnya acara pemilu, lebih tepatnya bagian KPPS. Sedikit cerita tetang KPPS dengan banyak orang dan isi otak yang tentu berbeda - beda, ada yang arogan dan tentu juga ada yang kocak, dari yang tidak bisa hadir dalam pelantikan karena alasan perkerjaan, siapa suruh kamu ikut daftar KPPS kalau pekerjaanmu tidak bisa ditinggal, mempersulit hidupmu. Paham, kamu mungkin butuh uangnya bukan pengalamannya, tapi dengan cara tersebut kamu akan membebani orang lain misal ada informasi yang di sampaikan belum kamu tahu. Paling lucu ada anggota KPPS tiba - tiba memberi argumen anggotanya santai aja yang penting ketuanya yang paham, kocak ini sih, Ciri-ciri akan jadi beban tim dan ketuanya nantinya. Ada lagi yang seenaknya datang waktu kegiatan bimbingan teknik tetapi minta di bayar full dengan ancaman dia punya banyak temen di petinggi kabupaten, apa tidak sekalian bilang anak DPR saja! Hahah. Ancaman seperti ini menurut saya sudah basih! Kecuali dia bilang anak dukun, mungkin bisa membuat takut.

Banyak sekali hal unik dan lucu lainnya, sepertinya pemilu kali cukup meria dengan banyak sekali vidio lucu lelucon seputran KPPS dari yang lucu sampai yang mengjengkel kan pun banyak, sindirian dan nyinyiran pun tak kala banyak. Seperti berwarna, padahal kerjanya berangkat pagi pulang pagi berikutnya, cukup berat, harus sistematis. Kecanggihan teknologi di pakai tidak hanya membuat lelucon KPPS juga di pakai untuk kampanye, uniknya ada calon presiden yang banyak di tunggu bukan hadirnya beliau di masyarakat melaikan ajudannya, sampai mengeluh-ngeluhkan, vidionya saat mengangkat peserta aksi kampanye pun beredar luas sampai di banyak yang menirukan aksinya terrsebut, di hari tenang yang katanya para pakar tiba-tiba membuat vidio atau film tentang buruknya demokrasi kita tapi karena pesona Mayor Teddy jadi tidak viral, tertutupi pesona ajudannya bapak Prabowo Subianto yang sering keluar di aplikasi live streming.

Menurut saya pemilu kali ini cukup unik dan drmatis, tapi kalau di ajak kembali sudah saya sampai pada ketua PPS di desa untuk tidak ikut kembali cukup sekali dan yang terpenting  sudah memiliki pengalaman, kalangan seperti saya tidak cocok untuk ikut kegiatan seperti ini yang tidak terlalu bisa dalam perhitungan dan juga tidak jelih meski tidak ada kesalahan yang dibuat. Ketua KPPS saya sempat berkata, kalau sudah tahu sistematikanya seperti apa, saya bisa ikut kembali dan tidak akan berat lagi, tetap saja akan saya pikir ulang lagi jika nantinya akan ikut serta lagi

Saya ucapkan selamat untuk seluruh orang yang perpartisipasi dalam pemilu kali ini, jasamu membuat kita memiliki pemimpin baru meski waktu itu ada rasa takut di panggil Panitia Pemilihan Kecamatan, untuk mempertanggung jawabkan hasil pemungutan suara atau di ambang akan pemiliham ulang kembali, seperti yang di infokan KPU yang menyatakan akan ada pemungutan suara ulang dari ratusan TPS seluruh Indonesia, Antah, ini benar atau salah berdoa saja. Kalau di curigai melakukan kecurangan mungkin tidak akan terbesit di pikiran para KPPS karena jangankan untuk memikirkan melakukan kecurangan, untuk makan dan mandi pun tidak terbesit di benak mereka. Mungkin yang membuat sedih KPPS bagian sirekap yang di salahkan KPU padahal memang dari aplikasinya saja yang mungkin belum siap digunakan untuk tingkat TPS. Perlu adanya mengkaji ulang jika akan digunakan kembali untuk pemilu 2029 nanti, menurut saya belum siap untuk digunakan tingkat TPS. Mereka yang pulang pagi dari TPS rata – rata menunggu sirekap bisa digunakan, tidak buru-buru pulang hanya karena selesai perhitungan. Aplikasi tersebut sebenarnya tidak terlalu buruk, membuat KPPS jadi lebih teliti lagi menghitung jumlah suara, karena jika salah menginput bisa langsung terbaca.   

Selamat pula untuk presiden terpilih, jaga amanah rakyatmu, karena ada puluhan ribu orang yang dengan semangat datang ke tempat pemungutan suara untuk melakukan menggunakan hak pilihnya, dengan meninggalakan pekerjaan bahkan mengantri berjam - jam di TPS. Semoga kedepannya membawa banyak angin segar antah itu membawa perubahan atau melanjutkan kinerja presiden sebelumnya.

Mohon jika nantinya akan ada kembali ada pemilihan tingkat kabupaten atau provinsi untuk malakukan pemutakhiran data pemilih lagi karena beberapa yang orang yang sudah meninggal namanya masih tercantum dalam surat undangan pemilu, tidak mungkin suruh bangkit dulu dari kuburannya, yang masih hidup malah tidak dapat surat undangan, maksudnya apa di anggap mati? Antah petugas Pantarlih yang salah dalam mengimput data, atau petugas KPU yang belum maksimal dalam perkerjaan, atau keduanya? Mungkin sudah melakukannya semaksimal mungkin tetapi yang namanya manusia tempatnya salah dan sering lupa sedikit terjadi kekeliruan yang kadang  tidak di sengaja.

Terimakasih juga kepada seluruh teman-teman PPS yang sering membantu KPPS meski sering membuat pusing karena ulah KPPS yang kadang nyegel dan tidak membaca buku panduan yang telah diberikan hingga membuat perkerjaan teman-teman PPS kian berat. Juga terimakasih pada jajaran aparatur desa yang juga sangat membantu, semoga nantinya akan ada lagi kolaborasi yang akan melibatkan seluruh anak muda desa khususnya model seperti saya yang jarang berkegiatan di desa dan kabupaten sendiri. Sebenarnya bukan tidak mau ikut acara atau kegiatan di desa atau kabupaten sendiri tetapi kurang relasi. Hahaha. 

Selamat dan sukses untuk demokrasi tahun ini yang sedikit banyak leluconnya dan dramanya yang membuat jadi berbeda dapa tahun - tahun sebelumnya.

 

___________________

*) Penulis selain bisa ditemui di rumahnya juga bisa ditemui di akun instagramnya @novidina98