https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fseruni.id%2F50-gambar-muslimah-keren-yang-bisa-dijadikan-sebagai-wallpaper%2F&psig=AOvVaw3Te6n1HBuE49I2oudNoXfd&ust=1608890835741000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCLDDrMyv5u0CFQAAAAAdAAAAABAJ



Oleh: Wilda Zakiyah*

Setiap perempuan selalu berpikir bahwa dirinya akan selalu di bawah laki-laki, sehingga hal tersebut membuat perempuan kurang  bersemangat dalam mengejar impiannya, perempuan cenderung memilih menikah muda dan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Mau jadi apa, nak? Percuma sekolah tinggi, ujung-ujungnya ke dapur juga.” Ucapan tersebut kerap kali kita dengar, membuat mental perempuan ambruk, harusnya perempuan didoktrin agar semangat.

Sebagai seorang perempuan saya pernah berpikir demikian. Saya juga pernah ditentang untuk melanjutkan pendidikan sarjana. Orang-orang desa selalu menganggap kalau perempuan itu tidak akan jadi apa-apa. Miris, tapi itu adalah fakta di tengah masyarakat luas.

Banyak orang yang tidak sadar bahwa perempuan itu istimewa. Saking istimewanya perempuan, Allah sematkan dalam Alquran dan memiliki surah khusus, surah An Nisa. Yang artinya wanita-wanita. Surah yang diturunkan di Madinah, jenis surah Madaniyah ini banyak menjelaskan tentang perempuan. Pada saat murajaah, saya menemukan ayat dalam surah Al Baqarah ayat 30. Yang artinya “Sesungguhnya Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan untuk menjadi pemimpin.

Kepemimpinan perempuan seringkali diperdebatkan, padahal dalam Alquran sendiri perempuan tidak pernah dibatasi dalam hal memimpin. Setiap perempuan berhak mengenyam pendidikan tinggi, sebab perempuan adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Perempuan juga bisa merintis karir dan menjadi khalifah atau pemimpin.

Saya menepis pemikiran bahwa perempuan tidak bisa apa-apa, saya mencoba belajar feminisme, mencoba membuka pikiran lebih luas. Situbondo, kota kecil di timur pulau jawa, kota tempat saya tinggal. Kota yang masih teguh memegang adat. Banyak perempuan yang memilih menikah muda, banyak perempuan yang hanya bergantung pada suaminya saja. Para orang tua masih takut kalau anaknya akan salah pergaulan sehingga memilih menyuruh anaknya untuk diam di rumah saja.

Saya dan tiga teman saya yang juga sepemikiran, mencoba membangun eksistensi perempuan dengan mendirikan komunitas sastra. Mewadahi mereka yang mau berkarya. Perempuan berhak cerdas.

Di tengah keterbatasan-keterbatasan perempuan, perempuan bisa melangkah lebih jauh. Ester Lianawati menuliskan judul untuk bukunya “Ada Serigala Betina Dalam Diri Setiap Perempuan” pada halaman 109, Ester Lianawati menuliskan: Ada serigala betina dalam diri tiap perempuan. Jika banyak perempuan tidak menyadarinya, itu karena keliaran perempuan sejak lama ditekan oleh masyarakat.

Kata liar bukan bermakna negatif, sebab kita tahu serigala betina adalah binatang yang penyayang dan pelindung, bahkan ada dalam kisah mitologi Romawi juga membahas Remulus dan Remus yang diselamatkan oleh hewan ini.

Bagi saya, membicarakan perempuan tidak akan ada habisnya. Banyak hal yang tidak kita ketahui tentang perempuan. Bahkan kita sendiri yang perempuan mungkin juga banyak yang belum diketahui. Perempuan memiliki banyak rahasia, mulai dari diciptakannya perempuan, perempuan sudah memiliki banyak keistimewaan yang tidak bisa diungkapkan satu persatu, Tuhan juga banyak menyimpan fakta rahasia tentang perempuan.

Selagi itu benar, mari melangkah. Perempuan atau laki-laki itu sama. Pernah suatu hari saya membaca postingan Kalis Mardiasih, salah satu panutan saya dalam penggerak feminisme selain Emma Goldman dan Raisa Kamila. Ia menulis di feed instagramnya. “Islam yang membuat saya jatuh cinta adalah islam yang menggaransi bahwa siapa pun kamu, Allah tak melihat bangsa, warna kulit, gender, atau kelas sosial, sebab derajat di hadapan-Nya semata diukur lewat ketakwaanmu. Nyatanya, memahami satu prinsip ini adalah perjalanan seumur hidup. Islam yang meletakkan semua makhluk setara di hadapan Allah SWT selalu bisa memberi harapan kepada mereka yang paling lemah dan rentan. Gender yang lemah, kelas sosial yang rentan, disabilitas. Semua mendapat kekuatan karena yakin Tuhan juga melihatnya dengan Rahman dan Rahim.

Postingan itu banyak menyadarkan perempuan-perempuan muslim termasuk saya. Bahwa muslim tidak pernah membedakan atau menjatuhkan perempuan, perempuan adalah makhluk mulia. Jadi, tidak ada yang salah dari menuntut ilmu yang tinggi, merintis karir, menjadi pemimpin, atau bergerak di komunitas dan literasi. Selagi positif, islam tidak pernah melarang.

Teruntuk seluruh perempuan yang membaca tulisan ini, impianmu berhak digapai, pendidikanmu berhak tinggi selagi mau dan mampu (mental dan finansial). Jangan insecure karena potret perempuan hebat ada pada kepercayaan dan kekuatan dirinya.


*penulis adalah seorang perempuan yang pernah patah namun tak pernah menyerah