Oleh: Jhalo_Syalala*
Suatu
hari ada dua remaja muda yang saling mencintai, namanya Lala dan Zean. Mereka memang tak menjalin
hubungan karena masih SMA. Zean selalu mengatakan ingin serius
terhadap Lala.
Hingga beberapa tahun Zean
selalu bersama Lala.
Hitam putih hidup ini mereka lalui hingga mereka duduk di kursi mahasiswa. Canda tawa tak dirasakan lagi,
senyum itu musnah tak semanis dulu lagi. Hal ini karena tugas yang semakin banyak, Lala yang selalu mengabaikan Zean. Meski Lala mengabaikan Zean, Zean tak pernah membenci Lala. Tapi berhubungan terpisahnya dua remaja ini banyak
sekali kecemburuan yang lalu lalang dari mereka.
Beberapa
semester
berlalu, mereka sadar akan kejinya dunia. Dan mereka memutuskan untuk saling
mengerti. Setelah
itu mereka mulai dari awal kembali, mereka rangkai hubungan itu seindah mungkin
kembali. Semenjak
Lala dan Zean kembali seperti semula. Lala
yang sering bermain di rumah Zean
dan sebaliknya. Lala mendengar bahwa zean akan dijodohkan. Lala terdiam yang
mendengarkan berita tersebut. Ayah Zaen kira mereka tak punya perasaan
apapun hanya teman kecil yang taunya main dan main. Sedangkan tanggal
pernikahan sudah di tentukan undangan telah menyebar.
“La, dengarkan aku. Aku gak tau
tentang ini semua. Aku sayang sama kamu.” Ucap Zean sambil memegang tangan Lala
Lala hanya tersenyum dan berkata. “Aku paham, aku pamit.”
Air
mata mulai berjatuhan. Cinta yang mereka ukir layaknya menulis dalam air yang
mustahil. Singkat cerita, Zean
pamit kepada sang ayah satu hari sebelum pernikahan.
“Ayah, bisakah aku meminta sesuatu.” Ujar Zean dengan ragu.
“Ada apa my son?[1]” Jawab ayah.
“Bisakah Lala menginap di rumah sebulum hari
pernikahan, Zean sangat gugup ayah. Zean ingin bercerita dengan teman
kecil Zean.” Sambung Zean.
“Tentu saja Lala sudah seperti anakku juga Zean.” Sahut sang ayah.
Kakak
Zean merasa
sedih dengan sikap adiknya yang pasarah dengan perjodohan ini. Kakak Zean tidak bisa berkata apapun
meski tahu kisah cinta adiknya yang pupus. Karena dia juga tak berani membantah
keputusan ayahnya.
“Zean, kakak saja yang menjemput Lala.” Sahut kakak Zean yang menghentikan Zean untuk keluar. Sedangkan Zean hanya manut saja.
Setiba
Lala di rumah Zean. Tak henti-hentinya Zean bersama Lala menyesalkan semuanya ini
terjadi. Zean hanya ingin ada Lala
saat-saat seperti ini. Hingga malam pun tiba Zean tak bisa tidur dan terus minta Lala di sisinya.
Kesokan
harinya Lala
sangat sedih. Hari ini adalah hari pernikahan pria yang ia sayangi. Di saat ini
juga Lala
yang membangunkan Zean
dari tidurnya dan juga menyiapkan Zean untuk pernikahannya.
“Zean, bangunlah hari ini.... (tetes
air mata Lala) ......... adalah hari pernikahanmu
cepatlah bersiap-siap.”
Tepukan Lala membangunkan Zean.
“Rasanya aku tidak ingin bangun, La.” Sahut Zean.
Zean
sungguh tak ingin melepaskan Lala
begitu saja. Saat ia berdandan saja untuk jadi mempelai pria di pernikahan itu tetap saja
memegang tangan Lala
dengan alasan merasa takut dan tegang akan pernikahan ini.
“Zean aku lebih baik keluar, kau
akan di dandani.”
Sahut Lala tak nyaman.
“Tetaplah di sini aku tak ingin sendiri.” Mohon Zean ke Lala.
Sambil didandan Zean selalu berkata. “Pardon me, La, i want stay with you, but my
family condition is not a way with me[2].” Sambil memegang tangan Lala.
“It’s ok Zean try to be happy with her[3].” Sahut Lala yang ingin menangis, tapi Lala selalu menyembunyikan air
matanya dari Zean.
“Don’t cry becouse of it, La, i love you so much. I don’t
want to see you in cring[4].” Sambung Zean.
“I will never cry becouse of it[5].” Jawab Lala, tak lama Lala di panggil oleh kakak Zean untuk membantunya menyiapkan
bunga-bunga di atas meja.
Sekeluar
dari kamar Zean,
Lala menangis
hingga kakak Zean
tahu.
“Lala.” Kaget melihat Lala yang menangis tiba-tiba
“Kakak.......... maaf kakakkkk..... Lala gak kuat melihat ini di depan
mata Lala.” Peluk Lala ke kakak Zean.
“Sabar ya, La, percayalah kau akan dapat yang lebih
dari Zean.
Maafkan Zean,
maafkan kakak juga yang tak bisa membantu kalian.” Dekap kakak Zean terhadap Lala.
SAYA NIKAHKAN (nama gadis
lain)................................DENGAN ZEAN............
Suara itu membuat tubuh Lala lemah dan tak berdaya. Setelah
berlangsungnya pernikahan itu Lala
berniat untuk pergi ke London
untuk melanjutkan S2-nya
dan melupakan semuanya. Mengubur perasaan yang ia simpan bertahun-tahun. Dan
membiarkan Zean
hidup bahagia dengan istrinya.
“Sebaik-baiknya hubungan jika bukan tidak
berjodoh maka akan terpisahkan. Walau hati telah sayang bagaimana pun dan walau
jalan hubungannya lancar dan mulus. Tapi jika Tuhan berkata lain maka akan
berpisah juga.”
@jhalo-syalala
[1]
Anak laki-laki ku
[2]
Maafkan aku la, aku ingin hidup bersama mu tapi kondisi keluargaku tidak mendukung
[3]
Tidak apa-apa zean, cobalah untuk berbahagia dengannya
[4]
Jangan enangis karena ini la, aku cinta kamu. Aku gak mau liat kamu menangis
[5]
Aku tidak akan menangis karena ini
0 Komentar