ilustrator: Gaharu

Oleh: Famar Siyam


Ilusi Air Mata

: laskar siput purnama (LSP)

 

(Duk,duk,duk,duk. Duk.)

 

Tahlil kaki pada bumi

Mendeburkan ombak asa

Dalam gunduk air mata

 

Kicau awan,

Mengoyak rasi bintang

Yang terjerat,

Kubang angin semalam

 

Rintik hujan

Menyemai kerinduan

Merajutkan wafat

Pada liang gundukan

 

Dan,

Memporak-porandakan

Setan kepada Tuhan

 

Sukorejo, 14 Februari 2021

 

 

Dekap Malam

 

Siulan malam

Merintis awan kelam

Berdebat dengan kerinduan

Dalam dekap makam

Yang tengah kedinginan

 

Wahai, malam !

Jangan kau muntahkan

Secercah kenang

Pada siul yang hilang

 

Aku terombang-ambing

Oleh terang angin

Bingung,

Tertimpa pikun

Antara kenang atau makam???

 

Banyuwangi, 21 Februari 2021

 

 

Luka Bunga

 

Ilusi semesta bercanda

Dengan ranting yang bermanja

 

Awanku kembali bersinar

Setelah berteduh,

Pada halte sabar

Tuk mengumbar seberkas rindu

Dalam relung,

Yang tak berpenghulu

 

Tiba-tiba,

Setangkai bungaku

Tersayat paku

Membuncahkan gundukan

Dalam dekap malam

Yang mencabik,

Seutas senyum tuhan

 

Banyuwangi, 22 Februari 2021

 

 

Sajak Kedinginan

: angka yang mandi

 

Rintik tak kunjung titik

Tertawa dalam sendang luka

Melambaikan awan

Yang padam

 

Rasi bintang berjalan

Membuntuti rembulan

Pada alunan angin

Terbuai ingin

 

Tadi,

Aku bertemu Siti

Diinterogasi, lalu

Ia menusukkan belati

Dikepala dan jiwa

Merontakan gundukan

Yang dijaga setan

 

Membuat kewalahan

Tuhan yang terlelap

Dalam kecup asap

 

Banyuwangi, 27 Februari 2021

 

 

 

Korupsi Judi

: ladang diksi

 

Burung - burung bersenda

Sedang padi,

Melambaikan air mata

 

Di seberang sana

Ada sawah

Bersama seorang petani

 

Petani mencangkul

Tanamannya hancur

Sapi membajak

Hasil panen rusak

Tak dapat meningkat

 

Sekarang,

Petani melarat dan cacat

Matanya tuli

Kebanyakan ilusi

Harinya sesak

Sebab demokrasi

 

Kini, ia hanya taat

Dalam seduh asap

Bermain judi

Nyawa ia undi

 

Tapi,

Pestisida datang nimbrung

Sebagai kuli

Merobohkan padi

Dengan benih

Yang katanya,

Terasuh mentari

 

Setan marah

Atas seutas senyum

Petani sawah

Yang remehkan

Tuhan dosa

 

Sukorejo, 23 Maret 2021



*Famar Siyam adalah nama pena dari seonggok tanah yang mengais pestisida, berasal dari kota pisang Banyuwangi.