Oleh : Wilda Zakiyah*
“Menikah kalau dirasa sudah siap, tidak usah buru-buru. Seumur hidup itu lama, jangan memilih pasangan yang salah”, begitu kataku setelah menikah di tahun 2023 lalu. Bukannya apa, aku terlalu sering salah pilih pasangan sebelum akhirnya menemukan pasangan yang sangat tepat ini. Aku ingin Mbak Novi tidak merasakan hal serupa.
Mbak Novi menolak beberapa teman komunitas yang ingin dekat bahkan mengajak ke jenjang yang serius, entah apa yang dipikirkannya saat itu sampai menolak orang yang dianggap keren dan punya wawasan luas. Saya khawatir mbak Novi tidak juga menemukan pasangan hingga usia 30 tahun, di saat teman-temannya sudah banyak yang dekat dengan laki-laki, mbak Novi belum juga menemukan hilalnya.
Barangkali ada banyak tetangga julid karena dia tinggal di pedesaan, tapi dia menahan diri untuk tidak sering mengeluh perihal pasangan. Aku yang manusia oversharing ini merasa semua hal pribadi sudah diceritakan tanpa ada rahasia, sedangkan mbak Novi jarang sekali membahas hal pribadi, bahkan soal pasangan sekalipun. Apa aku kurang asik jadi teman curhat?
Kita beberapa kali mengikuti kegiatan di luar kota, sekamar bahkan, di waktu yang dibilang berkali-kali pun dia tidak juga bercerita soal kekasih atau siapa yang sedang membuatnya berbunga setiap harinya. Ditanya pun jawabnya “tidak sedang dekat dengan siapa-siapa”, menyebalkan sekali bukan?!.
Utama Raya menjadi awal dia membuka obrolan soal laki-laki, ternyata dia pernah dekat dengan pria beda kota. “Giliran sreg malah jauh, yang deket gaada yang bikin sreg”, begitu katanya.
Lama sekali tidak membahas percintaan, tiba-tiba ada orang yang katanya mau melamar dan langsung ke rumahnya, mbak Novi lagi-lagi menolak. Kenapa? Jelas karena laki-lakinya tidak/belum bekerja. Wajar saja bukan? Mbak Novi yang aku kenal sebagai perempuan pekerja keras, tidak kenal hari libur, tiba-tiba diajak serius oleh manusia yang bekerja saja milih-milih.
Setelah saya memutuskan
untuk berhenti mendaftar kerja di kepemiluan, mbak Novi inisiatif mendaftar,
dengan niat “siapa tahu dapat jodoh”.
Dan, duaaarrrr. Seperti bom waktu yang mendebarkan lalu tiba-tiba meledak dengan hebatnya. Niatnya membuahkan hasil, lewat WhatsApp dia ceritakan bagaimana mengenal laki-laki yang bisa membuat hatinya merasakan benih-benih cinta. Hahaha
Beberapa kali mbak Novi bertanya saran, harus bagaimana saat dekat dengan laki-laki?, apa yang perlu dilakukan setelahnya?, apa yang perlu dibicarakan?, dan banyak pertanyaan lainnya lagi. Seolah aku ini pakar cinta saja.
Ternyata tidak butuh
waktu lama, mereka memutuskan ke jenjang yang lebih serius, sat-set dan super
dadakan.
“Mas, saya titip mbak Novi ya, orangnya memang agak menyebalkan, tapi dia baik hati dan sangat pengertian.”
Masih tidak menyangka dia akan menikah secepat ini, padahal beberapa waktu lalu masih belum dekat dengan siapa-siapa dan memilih fokus pada karir.
Tidak banyak yang bisa aku ucapkan, selamat menempuh hidup baru, selamat mengarungi bahtera rumah tangga. Semoga menjadi keluarga bahagia yang sakinah, mawaddah, serta warahmah. Semoga dia yang mengucapkan ijab qabul di hari ini (Rabu, 01 Oktober 2025) adalah orang yang tepat, yang bisa membersamai hingga akhirat-Nya. Aamiin.
Hari kesaktian pancasila
juga menjadi hari kesaktian cintamu dan suami.
Malam ini istirahat
dulu, bertempurnya besok malam saja. Hahaha.
______________
*) Penulis adalah Ibu dari seorang anak laki-laki
yang imut dan menggemaskan~
0 Komentar